Berangkat dari
mimpi dan tekad yang kuat, Ikal dan Arai rela menjadi kuli panggul di pasar
sebelum pergi bersekolah untuk mewujudkan cita-citanya. Di balik kegigihan
mereka berdua, ada sosok guru yang setia mengiringi langkah Ikal dan Arai dalam
mewujudkan impiannya. Balia, seorang guru sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang berhasil menjadi aktor penyemangat mereka berdua.
Selepas SMA,
Ikal dan Arai harus berpisah. Ikal melanjutkan pendidikannya di Bandung,
sementara Arai kuliah di Kalimantan. Mereka berdua dipertemukan kembali saat
sama-sama menjalani tes beasiswa ke Eropa. Tak disangka mereka berdua pun
mendapatkan beasiswa dari UNI Eropa untuk melanjutkan S2 di Universitas
Sorbonne, Paris, Perancis.
Saat Ikal dan
Arai memulai kuliahnya di Universitas Sorbonne, mereka berdua bertemu dengan
pelajar dari berbagai negara. Ikal dan Arai pun mencoba bergaul dengan pelajar
dari berbagai negara tersebut.
Pada waktu
liburan musim panas, Ikal dan Arai menyusun rencana untuk berkeliling Eropa.
Mereka berdua pun mengusulkan kepada teman-teman dari negara lain untuk
membiayai keliling Eropa dengan cara mengamen.
Dalam
perjalanannya, Ikal dan Arai melewati berbagai negara Eropa, mulai dari
Belanda, Jerman, Denmark, Swedia, Norwegia, Russia, dan Spanyol. Namun, saat
petualangannya, Arai terserang penyakit yang harus membawanya kembali ke
Indonesia.
Ikal merasa
sangat kehilangan ditinggal Arai. Ia pun pergi ke Inggris untuk melakukan riset
studinya. Di Inggris, Ikal diundang minum teh ke rumah profesor Turnbull. Saat
di tengah perjalanan Ikal meminta supir bus untuk berhenti. Kemudian Ikal pun
turun, dan mengamati keadaan sekitar. Tempat itu pernah menjadi impian Ikal.
Sebuah tempat yang pernah dilukiskan keindahannya oleh A Ling.
A Ling adalah
seseorang yang telah memberi kekuatan dalam perjalanan hidup Ikal. Ia benar-benar
tak percaya bahwa dirinya telah berada di Edensor. Namun, yang pasti
Ikal telah melihat langsung panorama sebuah kota impian, Edensor.
Ikal telah melihat langsung panorama sebuah kota impian, Edensor.
Edensor adalah
buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Dalam buku
ketiga, Andrea menuliskan impiannya semasa remaja. Semua impian tersebut pun
menjadi kenyataan. Dengan tekad yang besar, Andrea menginspirasi begitu banyak
orang dengan kekuatan mimpi itu sendiri.
Judul Edensor
sendiri diambil dari salah satu kota yang berada di Inggris. Satu dari sekian
banyak kota di dunia yang pernah dikunjungi oleh Andrea Hirata. Buku ini juga
menjadi nominator Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2007. Selain itu, buku ini pernah dipakai untuk
refrensi ilmiah, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
Mengagumkan.
Satu kata yang tepat untuk menggambarkan tokoh Ikal dalam novel Edensor. Di
novel ini dia berhasil mencapai segala cita-citanya. Mulai dari mendapatkan
beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke Universitas Sorbonne, Paris. Berlanjut
berkelana keliling Eropa dan menjejakkan kaki di Afrika.
Betapa kekuatan
mimpi tidak bisa diragukan sedikitpun. Untuk setiap orang yang mempunyai
impian, maka percayalah bahwa suatu hari nanti itu semua akan terwujud. Andrea
Hirata sudah membuktikan itu semua.
Racikan kata
dan kalimat yang ditulis Andrea Hirata mampu menggambarkan pengalamannya.
Pembaca pun akan larut, seolah ikut dalam petualangan tersebut. Pembaca yang
ingin sekadar mencari informasi lebih seputar Paris juga bisa membaca buku ini.
Buku ini sangat menginspirasi banyak orang, terutama yang memiliki mimpi besar,
dan sedang berusaha mewujudkannya. (Laras)*
*Peresensi adalah mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 3
0 Komentar