Wacana Islam Nusantara akhir-akhir ini menuai polemik.
Pasalnya, Islam Nusantara dianggap terlalu mencampuradukan kearifan budaya
lokal dengan nilai - nilai keIslaman sehingga bisa merusak kemurnian Islam itu
sendiri. Menurut beberapa kalangan gagasan ini membuka keran animisme dan
sinkritisme karena adanya percampuran antara agama dan budaya yang berakibat
pada kesesatan.
Meski begitu, Nahdatul Ulama (NU) sebagai pemberi gagasan
tersebut beranggapan lain tentang Islam Nusantara. NU menganggap model Islam
Nusantara sebagai bentuk manifestasi Islam di Indonesia. dengan Kehadiran Islam
Nusantara bisa menjadi fasilitator antara agama dan keberagaman budaya di
Indonesia.
“Islam Nusantara atau Islam yang berkembang di Indonesia itu
adalah contoh paling baik dimana budaya dan agama saling beterkaitan,” kata
Savic Ali salah satu tokoh muda Nahdatul Ulama saat berbincang dengan Fakhrizal
Haq di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Pasar Senen, Jakarta Pusat,
Rabu (24/06/2015). Berikut adalah hasil wawancara JLonline dengan Savic Ali :
1. Menurut anda apa Islam Nusantara itu ?
Islam Nusantara adalah sebutan Islam yang selama ini sudah
berkembang di Indonesia. Semisal konteks Islam di Jawa yang bercampur dengan
tradisi lokal Jawa, sehingga ada
akulturasi budaya jawa dengan nilai - nilai keIslaman. begitupun di luar
Jawa, nuansa - nuansa lokal dari praktik keIslaman kental sekali.
Islam di Indonesia mencirikan masyarakat Islam yang komunal,
sehingga banyak sekali ritual agama yang tidak ada di zaman para Nabi. Lalu ulama Islam di Indonesia tidak ada niatan dan sikap alergi untuk menghapus hal seperti itu. Ini kan
hubungan realitas keIslaman yang ada di Indonesia.
Realitas seperti itu
mempunyai ciri-ciri tertentu di antaranya ada keterbukaan agama dengan budaya.
Gus Dur menyebutkan ada pribumisasi Islam. Bagaimana ajaran Islam dipribumisasikan ke dalam kultur lokal atau tradisi yang ada. Jadi Islam
Nusantara hanya masalah penyebutan saja.
2. Tapi sejauh ini Islam nusantara banyak menuai kritikan
dari beberapa kalangan karena membenturkan agama dan budaya. Bahkan, di
antaranya telah mengeluarkan ultimatum. Bagaimana tanggapan anda?
Mereka itu membuat hipotesis dan kesimpulan sendiri kemudian
ia kritik sendiri. Mungkin Islam Nusantara yang ia persepsikan berbeda dengan
gagasan NU. Kami tidak sedang mengusung aliran baru, apalagi membuat madzhab
baru. NU hanya menamai sebuah model keIslaman dengan corak budaya yang disebut
sebagai Islam Nusantara, bukan membenturkan agama dan budaya.
Agama itu bersifat universal. Jadi ketika dibumikan ia akan
mengambil wajah lokalnya, itu sudah pasti. Islam itu satu tetapi manifestasinya
berbeda - beda. Wajar saja jika aliran di Islam banyak sekali karena bersumber
dari berbagai penafsiran. Lalu, sekarang banyak yang mengecam Islam Nusantara
karena beralasan Islam itu satu. Kelompok yang seperti itu yang selama ini
paling sering memperdebatkan dan
menyalahkan aliran keagamaan dan kebudayaan.
3. Islam Nusantara itu egaliter gak sih ?
Tergantung perspektif. Pandangan seseorang ditentukan oleh
kacamatanya. bila orang itu memakai kacamata riben, dunia selalu terlihat
cenderung gelap. Sedangkan jika ia mamakai kacamata bening, dunia akan terlihat
normal. Banyak orang menilai sesuatu
dengan kacamata gelap. Jadi, sesuatu yang putih pun akan terlihat gelap. Dia
gak bisa netral dan tidak bisa memandang sesuatu dengan jernih.
Islam nusantara sebetulnya bukan istilah baru, namun
dikritisi dan diserang sedimikian rupa seolah ini adalah paham yang keliru.
padahal gak ada yang keliru. Bila kita semua lihat banyak penelitian tentang
keagamaan yang menyebut perkembangan Islam dengan manifestasinya masing-masing.
Begitu pun Nusantara dengan budayanya yang memengaruhi manifestasi keagamaan.
4. Apa yang membedakan prinsip NU dengan organisasi lain
dalam membangun Islam di Indonesia?
NU itu berprinsip Ahlu Sunnah Wal Jamaah, empat madzhab
As’ari Maturidi, Tasawuf Imam Ghazali lalu punya prinsip sosial yaitu Tassamuh,
Tawassuth, Tawadzu, dan I’tizal. Maka dengan Islam Nusantara, NU mengajak untuk
menggali kekayaan muslim di Indonesia.
NU mengambil Islam nusantara karena layak menjadi role model
dunia. Namun mereka yang sangat keras menyerang Islam Nusantara dengan
menanggapinya secara teologis padahal ini ranah sosiologis. Jadi seolah-olah NU
bikin aliran baru.
5. Seberapa moderat Islam di Indonesia ?
Ada beberapa kelompok yang cenderung intoleran. Tetapi corak keIslaman di indonesia sangat
menekankan kedamaian, toleransi, dan harmoni, serta dipenuhi prinsip etika
sosial. Oleh karena itu layak disuarakan bahwa corak keIslaman di negara kita
ideal dan bagus.
Sekarang kalo dunia membicarakan keIslaman selalu saja
merujuk timur tengah yang berkecamuk perang dan melahirkan organisasi teroris.
Maka Kita sedang berjuang mendudukan kembali Islam di mata dunia bahwa Islam
adalah agama Rahmatan Lil Alamin. Contohnya, bahwa Islam Rahmatan Lil Alamin
itu kalo merujuk Al-Qaeda gak ketemu dong? kalo ngerujuk ISIS juga gak bakal
ketemu, Kalo merujuk Arab Saudi juga gak ketemu.
Kalo kita diminta membuktikan mana Islam Rahmatan Lil Alamin
menurut saya yang paling mendekati adalah Islam di indonesia, ya Islam
Nusantara itu sendiri. Makanya itu menjadi tema muktamar NU yang berharap Islam
Indonesia menjadi peradaban Islam yang
baru.
6. Bagaimana tanggapan anda tentang Jaringan Islam Nusantara
(JIN) ?
Itu hanya sentimen kelompok - kelompok yang suka memelintir
fakta. Kita tahu di era sosial media itu banyak melahirkan orang orang yang
suka memelintirkan fakta. Salah satunya karena hasrat mengadu domba yang timbul
dari hasrat politik. apapun yang mereka tidak sukai kalau ada celah, ya
diserang. Menurut saya itu sudah biasa.
7. Ada ketakutan jika Islam Nusantara disuarakan akan
memecah Islam itu sendiri. Bagaimana pendapat anda?
Bagi saya ketakuan tidak ada sama sekali. kita menyebut
Islam nusantara itu dari Sabang sampai Merauke yang punya benang merah, yakni
tidak anti tradisi. Selain itu juga berjiwa toleran dengan ajaran dan keyakinan
kultur yang berbeda.
Ada aliran yang konserfatif, ada juga yang terbuka, tapi
semua bisa saling toleran. Tarekat Naqsabandiah misalnya, telah ada bertahun-
tahun lalu dan harus kita akui cara mereka mencari kebenaran yang berbeda
dengan kita.
8. Seberapa besar pengaruh problem kesukuan mempengaruhi
keagamaan di Indonesia ?
Problem kesukuan tidak memengaruhi keagamaan di indonesia.
Tidak seperti di timur tengah suku terjalin erat dengan agama. Jadi sentimen
suku di bungkus erat dengan sentimen agama dan di Indonesia itu tidak terjadi.
9. Apakah Islam Nusantara Juga membela paham yang dianggap
sesat ?
Loh membela hak hidup itu wajib, bahkan orang yang
keyakinnannya kita anggap keliru. Hak hidup itu soal nyawa. Tuhan saja tidak
memerintahkan untuk membunuh orang yang
beda keyakinan. Jika kita anggap paham
yang keliru ya kita ajak diskusi. Itu pendekatan NU selama bertahun-tahun. Sejak saya kecil saja kepercayaan animisme yang berbau Hindu
itu sangat kuat, tapi NU tidak pernah teriak itu sesat, itu kafir. NU
menganggap itu keliru tapi pendekatannya tidak frontal. Jadi ini soal
pendekatan atau metodolgi.
NU tidak membenarkan kesesatan, tapi ini masalah hak hidup.
Apalagi Indonesia yang menjamin hak hidup seseorang lewat konstitusi. Bukan
berarti saya menganggap keyakinan mereka benar. Boleh berkeyakinan bahwa kita
benar, tetapi tidak boleh menuduh keyakinan orang lain itu salah. hanya tuhan
yang tahu mana yang benar. Wong sesama Muslim aja gak tau mana yang benar di
mata Tuhan.
10. Bila ada forum yang ingin mepertemukan NU dengan orang
yang selama ini mempermasalahkan Islam Nusantara apakah anda siap?
Siap Kalo mereka mau ketemu. Ini ide bagus karena banyak
orang memang memilih hidup dalam kebodohan karena tidak mau tabayun. mereka
dibiarkan hidup dalam prasangkanya.
(Fakhrizal Haq)
0 Komentar