Sumber : Tirto.id |
Nuansa hangat dari sorot lampu kecil dan kesan gelap dari dinding hitam terasa saat memasuki gedung pameran Abad Fotografi. Tiga foto dalam kaca berjudul Bali Sessions karya Jiri Kudrna menempel di dinding jadi pemandangan pertama saat pengunjung memasuki Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).
Pameran fotografi
kontemporer bertajuk Abad Fotografi ini
diselenggarakan pada 15-28 November 2016. Sebanyak 20 fotografer dari empat
negara turut serta dalam pameran. 16 di antaranya berasal dari Indonesia dan
empat lainnya dari Jepang, Swiss, dan USA. Pameran tersebut menampilkan sekitar
50 karya seni rupa dua dan tiga dimensi (seni cetak, fotografi, dan seni
instalasi).
Pameran serupa
pernah diadakan di Galeri Tony Raka, Ubud, Bali pada Desember 2013. Berawal
dari perjalanan fotografer Jakarta ke Bali yang hendak mencari objek foto, kemudian
bertemu dengan fotografer dari beberapa negara yang tinggal di Bali. Lalu
muncul pembicaraan untuk mengadakan pameran foto di Bali, maka terselenggaralah
The Age of Photography.
Terkait dengan
perubahan judul dari The Age of
Photography (bahasa Inggris) menjadi Abad
Fotografi (bahasa Indonesia), Pemrakarsa Pameran Sjaiful Boen mengungkapkan
tak memiliki makna mendalam, hanya ingin lebih meng-Indonesia. “Nanti tiga
tahun lagi tetap namanya Abad Fotografi tapi
kita lihat nanti kemasan dan penyajiannya gimana,”
jelas Sjaiful.
Pameran yang
diprakarsai oleh Sjaiful Boen dan Kun Tanubrata ini bekerja sama dengan Galeri
Nasional Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Republik Indonesia. “Kenapa dipilih Galeri Nasional, pertama karena bagus.
Kedua kenapa dari Bali pindah ke Jakarta sebenarnya selama tiga tahun ini
dilihat tidak ada pameran foto yang seperti ini, oke kita bawa ke Jakarta,”
ungkap Sjaiful.
Pesan yang ingin disampaikan melalui pameran
dengan kurator Jim Supangkat ini mengajak para fotografer serta masyarakat
untuk berkreasi dan bereksperimen. “Jangan takut bereksperimen, terus latihan dan
terus berkreasi,” jelas Sjaiful. Seperti halnya eksperimen dari Jiri Kudrna
melalui karya mesin selfie berupa
seni instalasi, perwujudan fotografi melalui rekayasa perangkat lunak atau
penerapan fotografi bergambar wajah Jokowi melalui susunan kaleng kerupuk karya
Sjaiful Boen dengan judul Sekarang Saya
Punya Presiden.
Pengangkatan
fotografi kontemporer dilakukan terkait dengan kemajuan fotografi yang dianggap
telah keluar secara progresif dari fotografi konvensional. Bermunculannya
karya-karya fotografi yang ditampilkan dengan konstruksi (instalasi), fotografi
yang diproyeksikan, karya fotografi yang melibatkan permainan cahaya, dan karya
foto digital yang muncul merupakan akibat berkembangnya teknologi komputer.
(Garis Khatulistiwa)
0 Komentar