![]() |
Petugas KPPS Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sedang memverifikasi surat suara, Rabu (21/12/2016). |
Penyelenggaran Pemilu
Mahasiswa 2016 dinilai masih banyak kekurangan, mulai dari sistem hingga pihak penyelenggara.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan Yusran Razak,
Rabu (21/12/2016).
“Sampai sejauh ini ada
dua yang bisa disoroti, pertama berkaitan dengan sistem pemira yang dibuat SEMA
U dan unsur penyelenggara lainnya,” katanya.
Pihak penyelenggara,
lanjut Yusran, dinilai belum bisa menyelesaikan dan mengantisipasi permasalahan
yang mungkin terjadi dan bagaimana solusinya.
“Terbukti ketika ada kasus,
misalnya di FEB, mereka (pihak penyelenggara)
ingin melarikan persoalan ke pimpinan, sehingga ada intervensi, padahal
kita tidak mau intervensi, karena ini adalah demokrasi mahasiswa, sejauh
mahasiswa bisa melaksanakan itu kita percayakan ke mahasiswa,” jelas Guru Besar FISIP UIN Jakarta.
(Baca : KPU Undur Jadwal Pemilu)
(Baca : KPU Undur Jadwal Pemilu)
Yusran juga mengatakan
belum adanya mekanisme yang bisa menunjuk orang KPU dan Bawaslu agar bertindak
lebih fair untuk semua pihak. “Penguatan elemen – elemen dalam pelaksanaan
pemilu perlu ditingkatkan juga,” ujarnya. "Itu untuk saat ini, saya kira evaluasi menyeluruh nanti bisa kita lakukan," tambahnya.
(Baca : Fenomena Calon Tunggal : Sebuah Otokritik)
(Baca : Fenomena Calon Tunggal : Sebuah Otokritik)
Sebelumnya KPU UIN
merubah jadwal pemungutan suara yang seharusnya 19 Desember 2016 menjadi 21
Desember 2016.
(Baca : Malam ini Kotak Suara Disimpan di TPS Masing - Masing)
(Foto : Potret Pemira 2016)
(Baca : Malam ini Kotak Suara Disimpan di TPS Masing - Masing)
(Foto : Potret Pemira 2016)
(Red)
1 Komentar
Mantap infonya����, bisa sekalian belajar bikin berita yg baik dan benar. Lanjutkan ������
BalasHapus