(Catatan : Klik gambar untuk tampilan lebih baik)
Ketunanetraan tidak menjadikan semangat beribadah berkurang. Itulah
dasar pendirian dari Pesantren Raudhatul Makfufin (Taman Tunanetra) yang berada
di kawasan Buaran, Tangerang Selatan. Yayasan ini merupakan lembaga sosial yang
bergerak dalam bidang pembinaan agama dan mental serta kesejahteraan sosial
bagi tunanetra muslim. Meski mata tak lagi dapat melihat, namun tak menyulutkan
keinginan santriawan dan santriwati pondok Pesantren Raudhatul Makfufin untuk
selalu menimba ilmu.
Lembaga ini sudah dibangun
pada 26 November 1983 di Jakarta oleh R.M. Halim Sholeh(Alm) bersama beberapa
rekan tunanetra dan non tunanetra. Karena saat itu belum ada satupun lembaga di
Jakarta yang khusus menangani pembinaan agama bagi tunanetra. Dengan dibangunnya
yayasan ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para tunanetra untuk terus
menggali ilmu akhirat maupun dunia.
Pesantren ini juga mendistribusikan Al-Quran Braile berbasis
komputer sejak tahun 1999. Tak hanya Al-Qur’an, berbagai macam buku keislaman seperti
Fiqh, Hadits, dan Bahasa Arab versi braile dicetak setiap minggu untuk
didistribusikan. Santri yang datang ke Pesantren ini berasal dari berbagai
daerah, seperti Cirebon, Indramayu, Brebes, dan beberapa daerah lainnya.
Karena keterbatasan tempat pesantren
ini tidak bisa menampung seluruh santri untuk tinggal di Pesantren ini. “Sebenarnya
teman-teman kita banyak, tapi tidak semua tinggal disini karena tempatnya juga
ga muat kak,” Ujar Afif santri asal
Rawamangun.
Di Pesantren ini mereka tak hanya dibekali ilmu agama saja, mereka
juga dibekali dengan ilmu pengetahuan lainnya. Seperti adanya kursus komputer
dan kursus keterampilan usaha yang diajarkan kepada para murid-muridnya.
Aktivitas di Pesantren Raudhatul Makfufin ini sama seperti
aktivitas pesantren pada umumnya. Hanya saja yang membedakan ialah perjuangan
para tunanetra dengan segala keterbatasannya yang masih mempunyai tekad untuk
menjadi penerang bagi sesamanya.
(Alifia Dwi Ramandhita)
(Alifia Dwi Ramandhita)
0 Komentar