![]() |
Istimewa/Pernanda |
Selasa (25/08/18) sejumlah
mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Aksi
yang berlangsung pada malam hari ini diikuti sekitar 286 orang yang terdiri dari anggota
komunitas Jakampus UIN Jakarta dan koordinator wilayah (Korwil) Orange South Tangerang
(OST) beserta 10 sub-korwil OST lainnya, karang taruna sekitar kampus UIN serta
masyarakat umum.
Komunitas Jakampus UIN Jakarta melakukan
aksi ini sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya salah satu Jakmania (suporter
Persija),
Haringga Sirila, saat datang ke Stadiun Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) untuk
menyaksikan pertandingan antara Persib melawan Persija (23/9/2018). Beberapa tuntutan yang
disuarakan antara lain meminta pengusutan kasus ini dilakukan aparat kepolisian sampai
tuntas, meminta pertanggungjawaban kinerja panitia penyelenggara (Panpel) pada laga Persib melawan
Persija pada 23 September 2018 lalu, serta meminta pemerintah dan Badan
Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk melakukan evaluasi operator liga
dan PSSI.
Koordinator lapangan penyelenggara
aksi, Renaldi Irmawan mengimbau Jakmania dan masyarakat umum untuk tenang dan
menyerahkan semua proses kepada pihak berwenang serta meningkatkan sikap
kedewasaan. “Aksi ini adalah aksi kemanusiaan yang mengajak masyarakat, suporter
Jakmania di manapun, untuk menjaga diri, dewasa, serta membiarkan hukum
menjalankan tugasnya tapi kita sebagai komunitas mahasiswa hanya mengawal saja,” ujarnya.
Selama aksi, Jakampus berusaha menenangkan
suporter Jakmania di wilayah Tangerang Selatan dan menuntut kepada pihak aparat
kepolisian serta PSSI untuk segera mengusut kasus ini agar tidak menimbulkan
dendam mendalam masyarakat pencinta sepak bola. Peserta aksi juga menyampaikan ucapan duka
mendalam kepada pihak korban dan keluarga atas insiden yang tidak
berperikemanusiaan ini.
Renaldi melanjutkan jika insiden ini merupakan tanggung jawab bersama yakni penyelenggara liga
Indonesia, tuan rumah dan aparat kepolisian. Ketiganya harusnya bersinergi menjaga keamanan
dan ketertiban selama pertandingan berlangsung baik untuk pemain maupun suporter
yang datang. Ketua
Jakampus yang kerap disapa Rombeng ini juga menanggapi keputusan Menteri Pemuda
dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang membekukan liga selama dua pekan.
”Menurut gue ini hal yang wajar karena ini bukan duka sepak bola Jakarta
Bandung saja, ini duka sepak bola seluruh Indonesia. Pembekuan tersebut jelas bermaksud
untuk menunggu sikap PSSI kepada manajer klub Persib Bandung dalam
menyelesaikan persoalan ini,” terangnya.
Merespons permintaan Asosiasi Pesebakbola Profesional Indonesia (APPI) yang meminta
seluruh suporter Indonesia membuat nota perdamaian, Renaldi menyambut baik hal
tersebuat. Namun ia juga berharap jika nantinya perdamaian yang terjadi tidak
hanya di kalangan atas kelompok suporter saja namun juga hingga akar rumput.
“Sebaiknya menurut saya solusi
konkrit untuk mengobati luka ini adalah mempertemukan kami (suporter Persija
dan Persib) dalam satu tempat untuk saling bicara, agar tidak ada lagi
pertikaian selanjutnya yang menimbulkan korban jiwa,“ tutupnya.
(Mita)
0 Komentar