Journoliberta/Bismar |
Sejak pagi (15/09/2018) anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bahasa-Foreign languages Asosiation (UKM FLAT) terlihat sibuk untuk menyiapkan acara yang mereka selenggarakan. Stan-stan terjajar rapih mengelilingi panggung yang tengah dipersiapkan oleh panitia acara. Dimulai sejak Senin (10/09/2018), acara yang digelar selama enam hari itu berakhir dengan diadakannya perayaan Festifal budaya, ICFest.
International Culture Festifal
(ICFest) adalah gelaran tahunan
bertema internasional yang menggabungkan sekaligus memperkenalkan berbagai
budaya baik dalam maupun luar negeri. Acara yang diadakan pada Sabtu ini menjadi penutup sekaligus
ajang selebrasi dari perlombaan yang diselenggarakan sejak 10 September.
Berderet stan makanan serta pernak-pernik berbau Jepang dan Korea mengelilingi panggung yang ditata seapik mungkin.
Bertempat di Lapangan Parkir Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, acara dibuka pukul 10.00 pagi yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota
Tanggerang Selatan, Judianto serta perwakilan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Agus Salim. Lewat
pembukaan yang dilaksanakan sekitar pukul 10.30, Judianto memuji
penyelenggaraan ICFest. Menurutnya, tujuan untuk memperkenalkan kebudayaan dari
negara lain adalah sebuah tindakan yang positif.
“Konten dari ICFest ini, sebagaimana yang disampaikan mas Ikmal (Ketua UKM FLAT) menghadirkan beberapa kultur dan kebudayaan dari negara tetangga. Saya
kira ini sesuatu hal yang positif,” ucapnya.
Penyelenggaraan ICFest tahun ini
merupakan kali kelima diadakan setelah setahun sebelumnya sempat vakum. Berbagai
tarian dan pertunjukan seni seperti Tari Kembang Tanjung dari Jawa Barat dan
Reog Ponorogo dari Jawa Timur, kemudian Tari Kathak dari India dan bela diri
Tai Chi dari Cina ditampilkan dengan apik dan menarik. Pertunjukan musik
seperti Angklung dan cover lagu serta
tarian bertema Jepang dan Korea juga menjadi momen yang sayang dilewatkan
pengunjung.
Shifa Putri, salah satu pengurus
FLAT sekaligus Sekretaris ICFest menjelaskan tujuan utama dari diadakannya
acara tersebut. Dia mengatakan acara ini ada untuk memperkenalkan kepada
hadirin yang datang, khususnya mahasiswa mengenai budaya lokal dan interlokal
yang beragam. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini mereka menambah
agenda dengan perlombaan bertema bahasa.
“Kalau yang berbeda dari tahun
sebelumnya biasanya kalau ICFest itu hanya sebatas selebrasi saja, tapi kalau
tahun ini kita kolaborasikan dengan perlombaan. Jadi sebelum selebrasi itu kita adakan
perlombaan seperti English dan Arabic debate competition, English dan Arabic speech dan scrabble,”
ucap Shifa.
Menurut Shifa, semangat penonton
dan peserta yang datang pada acara ICFest ini sangat baik. Dia mengatakan
tentang antusiasme mahasiswa dalam mengikuti perlombaan yang diadakan sejak Senin
lalu. Dirinya juga bercerita tentang ramainya pengunjung yang datang sejak
siang.
“Alhamdulillah mahasiswa dari
universitas sangat antusias dalam mengikuti lomba-lomba tersebut. Ada beberapa
peserta lomba yang berasal dari Makassar dan Lampung. Kalau untuk selebrasi
alhamdulillah juga tadi sejak siang sudah ramai pengunjung,” terangnya.
Rosyid, salah satu pengunjung
yang saya temui di tengah acara menceritakan kesannya terhadap acara ICFest.
Meurutnya program yang dibawakan UKM FLAT ini sangat bagus. Dia mengatakan hal
yang paling ia sukai dalam acara ini adalah penampilan musiknya.
Tak jauh berbeda dengan Rosyid,
Arif juga mengungkapkan perasaanya ketika menghadiri event tersebut. Dia menyukai konsep acara yang ditampilkan oleh
panitia ICFest, juga keramahan panitia dalam melayani pengunjung. Ia juga
menyampaikan pesan pada panitia untuk tetap membuat acara ini dengan konsep dan
perlombaan berbeda.
“Intinya sih dari segi acara
menarik, pesannya UIN dan FLAT tetap mengadakan acara seperti ini, mungkin bisa
lebih menarik lagi tahun depan mungkin dengan lomba yang berbeda. Dari panitia sih
ramah semua alhamdulillah, jadi dari kita nggak
ada keluhan sama sekali untuk masalah pelayanan,” ujarnya.
Namun, Arif juga mengeluhkan
terkait jadwal acara yang panitia persiapkan. Menurut Arif, susunan acara yang
disiapkan seakan tidak cocok dengan dengan waktu penyelenggaraan. Hal ini disebabkan
tamu pejabat yang hadir terlambat. Acara yang harusnya disenggarakan tepat
waktu terpaksa diundur.
“Kalau jujur sih menurut gua dari panitia kesannya belum siap sih
dari susunan acara. Jadi dari Liaison Officer (LO) sama panitia itu dari susunan acara sampai siang
ini nggak dikasih tahu ke kita, kalau
acaranya dari jam berapa sebenarnya,” tambahnya.
Selain pertunjukan tari dan
musik, ICFest yang berlangsung hingga pukul 22.00 malam ini juga menyediakan
atraksi rumah hantu. Acara yang diberi nama Obake Yashiki ini adalah
hasil kerja sama FLAT dengan OMEGA, klub yang berfokus pada budaya Jepang.
Diadakan secara terpisah di Gedung Ex-farmasi lantai dua, dengan membeli tiket
seharga lima belas ribu rupiah pengunjung yang hadir dapat marasakan sensasi dihantui
lelembut dari Jepang.
(Bismar)
0 Komentar