![]() |
kemenag.go.id/Rusydi |
Kementerian Agama (Kemenag) RI melantik salah guru besar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Burhanudin Lubis sebagai rektor baru pada Senin (7/1/2019).
Menggantikan Dede Rosyada sebagai pemimpin baru, Guru Besar Sejarah Politik
Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum ini siap memimpin UIN Jakarta untuk priode
2019-2023. Pelantikan rektor dihadiri sekaligus dilaksanakan langsung oleh
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, yang berlokasi di Kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta
Pusat.
Pada acara pelantikan tersebut Kemenag melantik kandidat
rektor dari tiga universitas, salah satunya UIN Jakarta. Sumanta sebagai Rektor
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syek Nur Jati Cirebon dan Inayatillah
sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN) Tengku Dirundeng
Meulaboh turut dilantik langsung oleh Menteri Agama.
Dalam sambutan pembukaan pelantikan, Menteri Agama
menyampaikan sejumlah pesan pada pimpinan rektorat yang baru dilantik. Dilansir
website resmi Kemenag RI, Lukman mengungkapkan harapannya agar para pimpinan
kampus baru tersebut mampu menjaga keseimbangan antara dinamika intelektualitas
dan akhlak islami. Menurutnya, antara kedua ilmu ini tidak bisa mengabaikan satu
sama lain.
“Karena kita Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri,
maka sebebas apapun intelektualitas kita berkembang, sebebas apapun kita
menggali ilmu pengetahuan, saya ingin seluruhnya harus bertumpu pada akhlak,”
ucap Lukman.
Selain pesan terkait ilmu dan akhlak, Menteri Agama juga mengharapakan agar universitas yang
dipimpin rektor baru menjadi kampus-kampus yang terdepan namun tetap mendorong
pada moderasi beragama. Kemudian, ia
meminta para rektor untuk terus mengembangkan kualitas kelembagaan, tata kelola, dan
kebersamaan di lingkungan universitas masing-masing.
Menanggapi pesan dari Kemenag tersebut, rektor terpilih,
Amany Lubis, mengatakan kesiapannya untuk mengemban amanat sebagai nahkoda baru
UIN Jakarta. “Mohon doanya
dari semua pihak semoga saya dapat menjalankan amanah atau kepercayaan yang
diberikan oleh negara dengan baik,” ujarnya dikutip dari laman uinjkt.ac.id.
Sebelumnya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (dulu ADIA
dan IAIN) telah merasakan dua belas kali pergantian kepemimpinan sejak 1957. Urutan rektor yang terpilih dari masa awal berdirinya kampus hingga 2018
yaitu Mahmoed Joenoes (1957-1960), Sunario Sastrowardoyo (1960-1963), Soenardjo
Abu Gusman (1963-1969), Bustami Abdul Gani (1969-1970), Toha Yahya Omar
(1970-1973), Harun Nasution (1973-1984), Ahmad Syadali (1984-1992), Quraish
Shihab (1992-1998), Ahmad Sukardja (april-september 1998), Azyumardi Azra
(1998-2006), Komaruddin Hidayat (2006-2015) hingga Dede Rosyada (2015-2018).
Amany yang dipilih Kemenag menjadi rektor perempuan pertama di UIN Jakarta, sekaligus jajaran kepemimpinan terbaru di urutan 13.
Baca Juga : Menanti Rektor Pilihan Kemenag
Baca Juga : Jelang Pergantian Rektor, Mahasiswa Senyap
(Bismar)
0 Komentar