![]() |
Journoliberta/Siska |
Perkenalan
Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) resmi dibuka setelah pemukulan gong
dan pemotongan pita oleh Rektor UIN Jakarta, Amany Lubis, di lapangan UIN
Jakarta pada Selasa (27/08/2019). "Selamat
datang di kampus pembaharuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta", sambutnya kepada
lebih dari 6000 peserta PBAK.
Tidak
berbeda dengan tahun sebelumnya, PBAK kali ini pun mengalami permasalahan yang
sama yakni keterlambatan jadwal. Acara yang harusnya dimulai pukul 08.00 WIB
menjadi pukul 08.40 WIB. Sultan Rivandi selaku ketua DEMA U juga menyayangkan keterlambatan
ini. Menurutnya hal ini terjadi karena kuantitas mahasiswa baru yang membludak sehingga
memakan waktu lama untuk mengumpulkan dalam satu lokasi.
"Panitia
PBAK Universitas kesulitan ketika mengarahkan panitia PBAK Fakultas dan
mahasiswa baru untuk masuk ke lapangan karena mahasiswa baru juga panitia
fakultas menyanyikan yel-yel atau masih ada kegiatan lain di titik kumpulnya
masing-masing," jelas Sultan.
Setelah
upacara pembukaan selesai peserta meninggalkan lapangan UIN menuju titik kumpul
masing-masing fakultas. Pada saat inilah terlihat kepulan asap merah yang
disinyalir dari flare di kerumunan
peserta PBAK FISIP.
Terkait
insiden itu Fajar selaku ketua panitia PBAK FISIP menyatakan tidak mengetahui
tentang flare yang menyala. "Sebenernya
saya lagi gak di lapangan karena saya
mengurus fakultas, jadi saya gak bisa berkomentar banyak," ujarnya ketika
diwawancara di Auditorium Harun Nasution.
Sebelumnya juga
telah terjadi insiden kericuhan sehari sebelum pembukaan PBAK yang menyebabkan
peserta PBAK dari FISIP dan FEB batal mengikuti gladi bersih.
Selain itu
molornya jadwal juga berakibat banyaknya peserta PBAK yang mengalami kelelahan
hingga pingsan. Sebelum dan ketika berlangsungnya upacara banyak di antara
mahasiswa baru yang kurang sehat dan tampak lesu serta mengeluh sakit mag dan
pusing.
Menurut Nur
Azizah, anggota KSR PMI UIN Jakarta yang juga membuat posko kesehatan saat pembukaan
PBAK, himbauan dan materi Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) telah ia berikan
kepada penanggung jawab fakultas guna meminimalisir kejadian seperti ini.
"Kita
membantu dari segi himbauan ke setiap penanggung jawab tim kesehatan fakultas,
kita memberi materi PPGD, seperti harus sarapan dan membawa obat pribadi,"
kata Nur.
(Lia)
0 Comments