Penulis: Johan
Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan Kembara Insani Ibnu Batuttah (KMPLHK Ranita) UIN Jakarta mengirim dua relawan ke lokasi banjir bandang yang menimpa desa Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada 13 Juli 2020. Mereka adalah Dewita Alifah Firyal mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora dan Yassir Fuady mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kedua relawan ini sudah berada di lokasi bencana sejak 16 Juli silam.
Merespon bencana ini, KMPLHK Ranita menggalang dana terhitung sejak 17 Juli
hingga 3 Agustus 2020. Donasi yang terkumpul diperoleh dari civitas akademika
UIN Jakarta dan masyarakat umum. Seluruh
donasi diberikan kepada masyarakat di desa Maipi, Masamba, guna memenuhi
kebutuhan saat tanggap bencana dan pasca bencana.
"Dengan usaha maksimal, Alhamdulillah donasi terkumpul
dan akan digunakan untuk membeli kebutuhan masyarakat seperti sembako,
kebutuhan tenda, dan
penerangan," ungkap Kepala Posko Bencana Banjir
Bandang Masamba di Jakarta, Desra melalui pesan WhatsApp, Minggu, 10 Agustus 2020.
Dilansir
dari laporan relawan Ranita,
total donasi uang mencapai 23 juta rupiah yang disalurkan untuk membantu memenuhi
kebutuhan penyintas di lokasi bencana. Selain itu, relawan Ranita juga telah
menyalurkan daging kurban di lokasi bencana pada Sabtu, 1 Agustus 2020 lalu.
Dua ekor sapi berbobot sekitar 400 kilogram yang telah disembelih, dibagikan di
titik pengungsian Dusun Maipi, Desa Maipi, Masamba.
"Alhamdulillah,
berkat bantuan para donatur dan berkerja sama dengan Dompet Dhuafa, kami dapat
membagikan daging kurban di Dusun Maipi. Untuk sekarang kami sedang berjuang untuk membantu
pengairan, membangun posko pantau debit air, dan membantu penerangan dikarekan
masih sering mati lampu," ungkap Dewita.
Berdasarkan
laporan relawan KMPLHK Ranita, hingga kini relawan bersama masyarakat setempat
masih gotong royong membangun pos pantau debit air, sumber pengairan untuk
konsumsi, dan penerangan di titik posko. Pos pantau itu berguna sebagai early warning system bagi masyarakat di
sekitaran hulu dan hilir Sungai Masamba. Dewita menerangkan, alur siaran radio
pemantauan debit air ini dimulai dari pos pantau menuju base radio di rumah Bapak Asbir, mantan kepala desa, lalu informasi
diteruskan ke pos radio induk ORARI Masamba, terakhir informasi debit air akan
disampaikan kepada perangkat desa melalui
grup WhatsApp dan media daring lainnya.
Kemudian untuk membantu sumber pengairan masyarakat,
Desra mengatakan tempat penampungan air akan diletakan di tiga titik, yakni di
depan Masjid Babul
Yaqin, di titik tenda pengungsian, dan dekat dapur umum posko.
"Kita
sama-sama berdoa semoga seluruh pengungsi bisa melewati masa-masa sulit ini.
Sudah terhitung 16 hari para relawan di lokasi bencana, alhamdulillah dengan
bantuan relawan kondisi Masamba kini kian membaik, dengan berbagai bantuan yang
telah Ranita salurkan," pungkas Desra yang juga merupakan mahasiswa
Psikologi UIN Jakarta pada Rabu, 5 Agustus 2020 lalu.
Menyikapi
hal ini Ketua KMPLHK
Ranita, Firman
mengajak masyarakat dan pemerintah berkolaborasi membantu para korban yang terdampak. Ia berharap, walau di tengah pandemi covid-19 rasa
kemanusiaan kita terhadap bencana alam tidak boleh luntur.
“Tahun ini Ranita dapat kembali
berkurban bersama masyarakat di daerah bencana, yang sebelumnya 2018 lalu,
Ranita juga menyalurkan hewan kurban merespon gempa bumi (yang menimpa) Lombok.
Kami mengajak saudara-saudara kami dan pemerintah dapat berkolaborasi
bersama-sama membantu penyintas di lokasi bencana,” ujar Firman pada Rabu,5 Agustus 2020 lalu.
0 Komentar