![]() |
Ilustrasi: Journo Liberta/Savira Agustin |
JOURNOLIBERTA.COM – Memasuki
semester ketiga kuliah dalam jaringan (daring), bantuan kuota di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk semester genap ini tak kunjung ada
kejelasan. Pasalnya, hampir sebulan perkuliahan belum ada tanda-tanda bantuan kuota untuk mahasiswa
maupun dosen akan diberikan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala
Sub Bagian Data dan Informasi Perencanaan UIN
Jakarta Raden Trisono Muh Riyadhi mengatakan, bantuan
kuota dari kampus baru akan direalisasikan mengingat rapat kerja
pimpinan belum lama ini baru diselenggarakan.
“Kemungkinan
baru akan direalisasikan selesai Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim).
Jadi baru mulai akan dilaksanakan," ujar Trisono saat diwawancarai via
WhatsApp, Senin (15/3/2021).
Lanjutnya,
penyaluran bantuan kuota untuk mahasiswa kemungkinan tidak diberikan dalam waktu
dekat ini. Hal tersebut karena pencairan anggaran semester genap
baru akan dialokasikan oleh
kampus Maret ini.
Selain
lamanya penyaluran bantuan kuota, ketidakmerataan pembagian
juga dikeluhkan mahasiswa dari berbagai fakultas. Salah satunya
dialami Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP), Putri Amalia. Ia mengaku belum pernah menerima bantuan
kuota baik dari Kemenag maupun dari UIN Jakarta.
“Belum
pernah sama sekali dapat bantuan kuota dari fakultas, tetapi beberapa kali
disuruh isi data untuk perihal kuota gratis. Namun, sampai saat ini belum juga
diperoleh," ujar Putri lewat pesan WhatsApp, Jumat (12/3/2021).
Berbeda
dengan Putri, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tsania mengiyakan dirinya
pernah menerima bantuan kuota dari Kemenag. Ia berharap penyaluran bantuan
kuota berjalan lancar setiap bulannya hingga perkuliahaan kembali normal.
“Kita
sebagai mahasiswa sangat memerlukan kuota tersebut sebagai penunjang kuliah
daring. Apalagi pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) terus berjalan sehingga
tidak ada alasan kekurangan dana dalam bantuan kuota,” tutup Tsania, saat dihubungi pada
Selasa (9/3/2021).
Terkait
hal itu, Trisono membenarkan adanya ketidakmerataan dalam
penyaluran bantuan kuota. Hal itu karena adanya perbedaan kebijakan di
setiap fakultas. Ia mengungkapkan semua mahasiswa yang nomornya
aktif dan terdaftar di AIS (Academic Information System) akan mendapat
bantuan kuota, tetapi keputusan tetap berada
ditangan masing-masing fakultas.
Sementara
itu, terkait dengan bantuan kuota Kemenag, Trisono mengatakan bahwa belum ada
informasi lebih lanjut. Untuk prosedurnya, lanjut Trisono, tetap menggunakan
data dari AIS, maka diharapkan mahasiswa memperbarui nomor ponsel dengan nomor
yang masih aktif.
“Kita
sebenarnya memasukkan semua data mahasiswa yang terdaftar di AIS, dan
verifikasi nomor telepon dilakukan berdasarkan operator telekomunikasi, yang terverifikasi
aktif akan diproses oleh Kemenag dan dikirimkan kuota. Kita menyarankan kepada
mahasiswa untuk meng-update data nomor telepon dan menggunakan
operator yang banyak dipakai,” tutup Trisono.
Ketidakjelasan
bantuan kuota juga dialami para dosen. Beberapa dosen mengaku sempat
mendapat kabar akan diberikan bantuan kuota. Namun, hingga kini
belum ada informasi lebih lanjut terkait kabar tersebut.
"Saya
tidak dapat, (tapi) saya tidak tahu dosen lain. Saat pertama (perkuliahan
daring) dosen diminta untuk daftar dengan (menuliskan) nomor HP via UIN
Jakarta (AIS), setelah itu kenapa tidak ada realisasinya?," ujar
seorang dosen saat diwawancarai lewat WhatsApp, Senin (15/3/2021).
Hal
senada disampaikan Dosen Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (Fidikom), Kiky Rizky. Ia mengaku belum menerima
bantuan kuota. Ia juga belum pernah diminta pihak
kampus untuk mendaftarkan nomornya agar mendapat bantuan kuota.
“Saya
tidak tahu alasannya. Mungkin saja karena saya memegang nomor pascabayar yang
tidak memungkinkan menerima kuota karena tidak terakomodasi oleh sistem
operator, atau mungkin karena alasan yang lain. Seingat saya, jika
diminta nomor kontak belum, saya (hanya) baru diberitakan akan
mendapat bantuan kuota,” ujar Kiky.
Kiky
mengapresiasi semangat otoritas kampus dalam upaya memberikan bantun kuota.
Namun, ia menyarankan sebaiknya pemberian bantuan kuota ini perlu memperhatikan
variasi kartu operator yang digunakan calon penerima bantuan kuota.
Saat
ditanya mengenai bantuan kuota untuk para dosen, hingga berita
ini ditulis, Trisono belum memberikan keterangan.
Penulis:
Shinta Fitrotun Nihayah, Aulia Oktavia Rengganis, dan Sarah Fauziyah
Editor:
Siti Hasanah Gustiyani
0 Komentar