Setiap orang
mempunyai hak yang sama untuk mengembangkan kemampuan dirinya melalui pemenuhan
kebutuhan, termasuk pula penyandang cacat atau difabel. Mereka juga berhak
mendapatkan pelayanan medis, psikologis, pendidikan, pelatihan keterampilan,
dan semua jenis pelayanan yang memungkinkan mereka mengembangkan keterampilan
mereka secara maksimal.
Karena itu Kolla Space, sebuah
perusahaan start-up yang bergerak di bidang penyedia layanan tempat (Co-Working
Space) mengadakan kegiatan bernama Kollaborasi. Kollaborasi merupakan
rangkaian kegiatan Kolla Space yang diadakan setiap bulan. Kollaborasi turut
melibatkan komunitas-komunitas yang disesuaikan dengan tema acara. “Cuma untuk tiap bulan,
temanya memang berbeda-beda,”
ujar Fairuz Rana Ulfah
selaku manajer operasional Kolla Space.
Difabel
menjadi tema utama pada acara Kollaborasi
Kolla Space di bulan Februari lalu.
Menurut Fairuz, diangkatnya tema difabel pada bulan Februari bertujuan untuk
memberikan kasih sayang khususnya kepada teman-teman difabel, melalui talkshow
inspiratif bertema “Berkarya Tanpa Batas di Era Digital Bagi Difabel” yang
berlangsung di Sabang, Menteng, Jakarta Pusat (14/2).
Melalui acara tersebut, Kolla Space ingin
membuka ruang diskusi mengenai kesempatan kerja bagi para difabel terutama di
era digital. Diskusi dalam talkshow ini turut menghadirkan pembicara seperti, Art Rodhi (pelukis tunadaksa),
Indra Surya Hutapea (Search
Engine Optimization (SEO)
specialist), Mahdan Muqotirullah (CTO Tune Map)
dan Nicky Claraentia (Head of
Business Development Thisable Enterprise). Penyelenggara
berharap hal ini bisa menjadi salah satu solusi bagi para
difabel dalam berkarya dan berkarier.
“Dipilihnya tema ini karena kita merasa tema ini bakalan cocok dan bisa menjadi salah satu solusi bagi teman-teman difabel untuk meniti karier,” tambah Fairuz.
“Dipilihnya tema ini karena kita merasa tema ini bakalan cocok dan bisa menjadi salah satu solusi bagi teman-teman difabel untuk meniti karier,” tambah Fairuz.
Nicky Claraentia Pratiwi,
salah satu pembicara dalam acara ini berbagi cerita tentang peluang dan tantangan
kerja bagi penyandang difabel. Ia merupakan seorang penyandang tunadaksa yang
sudah menggunakan kaki palsu sejak usia satu
tahun dan sukses menjadi womenpreneur dengan menjadi Head of
Business Development di Thisable Enterprise.
Thisable Enterprise adalah sebuah social
enterprise yang berdiri sejak tahun 2011 dan memiliki misi untuk
memberdayakan disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia tenaga kerja. Sejak
2017, Thisable menjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan transportasi
online memberikan kesempatan bagi disabilitas untuk bisa bekerja.
Di akhir acara, Nicky berpesan kepada semua peserta
talkshow untuk selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan keinginan
mereka. “Khususnya untuk para difabel agar tetap semangat dan selalu berfikir
positif,” tutupnya.
Salah satu peserta yang juga
penyandang difabel, Sintia Oktenta memberikan tanggapannya mengenai acara tersebut. “Aku
yang difabel juga,
mempunyai mindset yang negatif bahwa aku punya keterbatasan. Pikiran aku
kurang terbuka tentang diri aku sendiri dan difabel itu sendiri. Jadi semenjak
aku di acara ini aku mulai berfikir bahwa memang kekuatan pikiran itu nyata,
jadi difabel itu emang terbatas tapi gak membatasi apapun itu,”
ungkapnya.
Talkshow ini merupakan salah satu
dari serangkaian acara kegiatan Kollaborasi, sebelumnya pada (2/2) sudah
diadakan Pasar Kolla atau bazar yang menjual produk-produk hasil karya
teman-teman difabel dan berbagai produk lainnya. Serta ditampilkan pula difabel
perkusi untuk menghibur para pengunjung yang hadir di acara tersebut. Selain itu, pada hari yang sama
komunitas Kollaborasi dibantu oleh relawan pembisik menggelar Sinema Kolla, yang merupakan bioskop
alternatif bagi teman-teman tunanetra.
0 Komentar