Mahasiswa BSA Pentaskan Drama Bertajuk Syamsun An-Nahar

Journoliberta/Nina

Lampu redup remang, alunan musik menggema mengisi setiap sudut ruangan serta narasi yang dibacakan dengan Bahasa Arab memulai pementasan drama teatrikal Syamsun An-nahar. Terlihat para pemain sedang melakukan dialog cerita di atas panggung. Properti dan latar panggung dibalut dengan nuansa hitam dan emas serta pencahayaan yang apik memanjakan mata para apresiator di Aula Student Center (SC)  UIN Jakarta pada Kamis (11/07/2019).

Drama ini bertajuk "Syamsun An-Nahar" karya sastrawan mesir terkenal yaitu Taufik Hakim. Pertunjukkan digelar oleh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dirasah Al-masrahiyah. Drama yang bergenre romantisme-sosial ini terinspirasi dari kisah seorang putri kerajaan bernama Syamsun Nahar, putri bungsu yang berperilaku tomboi, berpikiran terbuka dan belum juga ingin menikah. Sang putri yang sudah menginjak dewasa dipaksa untuk segera menikah. Sementara saudaranya yang lain sudah menikah dan keadaan seperti ini kurang elok di lingkungan kerajaan.

Pertunjukan yang diproduseri oleh Triya Nurlaela ini diperankan oleh 12 orang. Kisah dalam drama ini adalah refleksi dari sosok seorang putri kerajaan yang diharuskan menikah dengan sesama keluarga kerajaan berdasarkan adat. Sang putri yang memiliki pemikiran terbuka tidak mengindahkan budaya tersebut. Bahkan ia memilih hidup normal dengan beraktivitas di luar, melakukan banyak hal dan bercengkrama dengan banyak orang.

Syamsun Nahar kemudian terpikat oleh pemuda biasa yang menawarkan kebahagiaan secara sederhana bernama Qomaru Jaman. Pemuda ini mengajarkan banyak hal pada Syamsun terutama dalam hal kemandirian dan kesederhanaan. Hal ini diperlihatkan dari adegan Syamsun dan Qomaru pergi ke hutan dan memancing di sungai. Aktivitas yang tidak wajar untuk seorang putri kerajaan. Meski pada akhirnya keinginan mereka bersama hanyalah kontradikisi antara keinginan seorang putri dan adat kerajaan yang tidak bisa didobrak.

Semua pemain dirias dan menggunakan properti yang sangat mendukung kesempurnaan jalan cerita. Musik latar dan pencahayaan yang apik berhasil membuat Aula SC penuh fantasi dan memukau mata. Dialog, adegan, dan mimik para pemain pada setiap babak sangat menyentuh dari keseluruhan pesan. "Persiapan yang lumayan lama serta kerja keras tim membuat kami bahagia atas respon positif para penonton yang kami kira hanya tugas akhir semata, tapi animo penonton yang di luar dugaan," ucap Triya.

"Dari sosok Syamsun Nahar kita bisa mengambil banyak pelajaran sosok yang tegasmemiliki pendirian yang teguh dan tinggi, tapi tetap bijak dalam besikap. Dalam proses pembangunan karakter dan menjiwai peran ini saya juga melakukan banyak riset seperti apa tokoh yang saya perankan," ujar pemeran Syamsun Nahar, Neuis Nurhalis, yang berhasil ditemui usai pertunjukan.

Mahasiswa jurusan Hukum Pidana, Fita Ayun, yang menyaksikan pertunjukan sangat menikmati jalannya drama dari awal hingga akhir. Ia juga berharap nantinya karya sastra dapat dinikmati oleh berbagai kalangan termasuk mahasiswa. "Kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi lebih peduli akan seni dan budaya karena penyampaian karya sastra melalui pementasan drama diharapkan lebih mempermudah kita mengenal karya sastra itu seperti apa. Dan kegiatan seperti ini lebih sering diadakan kedepannya," terangnya.




(Nina)

Posting Komentar

0 Komentar