Tinder Swindler : Film Dokumentasi Tentang Penipuan Yang Mengatasnamakan Hubungan dan Kasih Sayang

Ilustrasi : Sumila Sari

JOURNOLIBERTA.COM-Memiliki pasangan layaknya di negeri dongeng pasti telah menjadi impian bagi setiap wanita. Akan tetapi, menemukan pangeran tampan di dunia nyata merupakan hal yang sulit. namun, tidak sampai diciptakannya aplikasi Tinder, sebuah platform kencan online untuk menemukan pasangan yang sekiranya cocok dengan kriteria yang diinginkan pengguna. 

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Rabu (2/2/2022), Netflix merilis sebuah film dokumentasi berdasarkan kisah nyata yang menceritakan tentang suatu kasus penipuan yang terjadi di salah satu platform kencan online bernama Tinder.

Felicity Morris, selaku sutradara dari film “The Tinder Swindler”, meminta tiga dari beberapa korban untuk menjadi narasumber dalam film dokumentasi ini. Tiga orang itu ialah Cecilie, Pernilla, dan Ayleen. Masing - masing dari mereka menceritakan prosesnya, diawali oleh Cecilie yang secara tidak sengaja ia bertemu dengan pria bernama Simon melalui aplikasi Tinder. Cecilie melihat Simon merupakan pria kaya raya yang baik hati, sesuai dengan kriteria yang dia inginkan, hingga tak lama sejak pertama kali ia bertemu, Cecilia dan Simon akhirnya berkencan.

Dalam waktu yang berdekatan, Pernilla, salah satu pengguna aplikasi Tinder ternyata juga mengenal pria bernama Simon. Pernilla mengaku pernah diajak keliling dunia menggunakan jet pribadi milik Simon. Begitu pula dengan Ayleen, seorang wanita yang sejak awal sudah berpacaran bersama Simon selama 14 bulan.

Selama Cecilie berpacaran, ia merasakan ada kejanggalan yang terjadi dimana Simon mulai meminjam uangnya dalam jumlah banyak dan terus menerus dengan alasan asetnya sedang dibekukan, atau ia sedang diincar musuh yang ingin menjatuhkan perusahaan tempat kerjanya. Semakin lama Cecilie semakin terpuruk karena terlilit hutang di sembilan bank yang berbeda. Tanpa sepengetahuan Cecilie, ternyata uang yang diberikannya kepada Simon digunakan untuk berjalan-jalan bersama Pernilla. Kejadian tersebut nyatanya juga terjadi oleh Pernilla setelah Simon mulai meminta uang kepadanya dengan alasan yang sama.

Cecilie berusaha untuk mencari jalan keluar dengan menceritakan semuanya kepada bank. Akhirnya pihak bank melakukan investigasi mengenai semua ini dan mendapatkan sebuah fakta kalau Simon adalah seorang penipu yang sudah lama melakukan modus tersebut. Ia memancing para wanita dengan kemewahan diawal untuk mendapatkan suatu kepercaayaan. Kemudian ia berusaha membuat tipu muslihat mengenai musuh perusahaanya.

Berita tersebut terdengar di telinga Ayleen, sampai pada akhirnya ia berencana untuk menipu kembali Simon. Tak lama kemudian, Simon berhasil ditangkap dengan alasan penggunaan paspor palsu. Meskipun begitu, ia hanya dipenjara selama 15 bulan, dan saat ini, Simon telah bebas di negara asalnya.

Walaupun film ini awalnya memang terlihat sedikit membosankan, ketika mulai masuk pada bagian permasalahan, muncul ketegangan yang dibangun dan disusun dengan sangat menarik sehingga pantas untuk diikuti. Film dengan durasi 1 jam 54 menit ini berusaha membuat mata kita terbuka pada permasalahan mengenai kejahatan cyber. Penonton diajak untuk melihat bahwa kenyataannya memang banyak penipuan terjadi mengatas namakan hubungan dan saling sayang. Cinta buta membuat mereka memberikan segalanya tanpa memikirkan konsekuensi yang ada.

Di sini juga nampak kalau hukum mungkin memang terlihat tidak adil. Hingga detik ini, Cecilie, Pernilla, dan Ayleen masih harus terus berusaha untuk membayar hutang-hutangnya yang mencapai ribuan dollar, sedangkan Simon dengan 15 bulan penjara sudah bebas dan bahkan sudah tidak terlihat ia miskin, ia bahkan terlihat sama seperti diawal film. hal tersebut dikarenakan tidak cukup kuatnya bukti tuntutan yang ada.

Selain itu peran dari media sosial dan jurnalis di sini sangat terlihat di mana memang keduanya memiliki kekuatan yang cukup, namun layaknya pedang bermata dua, akan ada orang yang mungkin memihak korban atau malah menyalahkan korban (victim blaming). Dari sini lah penonton diajak untuk melihat dari berbagai perspektif dan berusaha untuk lebih waspada mengenai rantai kriminal yang terjadi.

Penulis : Savira Agustin
Editor : Darryl Ramadhan

Posting Komentar

0 Komentar