Pro Kontra Citayam Fashion Week

 

JOURNOLIBERTA.COM- Belakangan ini Citayam Fashion Week tengah viral di sosial media. Trend ‘nongkrong’ dengan menggunakan busana unik ini dilakukan oleh anak-anak remaja asal  Citayam, Bojong Gede, dan Depok. Mengusung konsep Harajuku ala Jepang, Citayam Fashion Week dapat dijumpai di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di sekitar Stasiun MRT BNI Dukuh Atas dan Terowongan Kendal.

Pro dan kontra terkait trend  ini juga ramai diperbincangkan di masyarakat. Pendukung positif dari trend tersebut melihat bahwa adanya perubahan stigma terhadap penelitian yang dilakukan oleh Standford University tentang Indonesia yang disebut sebagai negara paling malas berjalan kaki. Namun lewat trend Citayam Fashion Week justru dapat sedikit mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk lebih banyak berjalan kaki. 



Di sisi lain, pernyataan kontra dari Citayam Fashion Week  melihat pedagang kaki lima banyak berdatangan ke kawasan Sudirman. Tentunya hal tersebut memicu kenaikan jumlah sampah, apalagi ada banyak remaja yang masih abai dalam pemilahan dan pembuangan sampah. Sehingga area Sudirman terlihat lebih kumuh dan kotor.

Dilansir dari Kompas.com, pengabaian protokol kesehatan juga menjadi faktor penolakan dari trend ini. Sebab ada banyak pengunjung yang tidak memakai masker saat berkerumun sehingga hal tersebut bisa menjadi tempat penyebaran virus Covid-19. Beberapa remaja ‘nongkrong’ di area jembatan Dukuh Atas, Sudirman juga dibubarkan oleh Polsek Menteng karena dikhawatirkan dapat memicu kriminalitas dan penyebaran Covid-19.

Dari banyaknya komentar warga net, pendapat pro dan kontra terhadap trend ini sebab kawasan Sudirman merupakan pusat bisnis dan tempat strategis yang kini padat dikunjungi pendatang. Sampai akhirnya kawasan Sudirman dijaga oleh Satpol-PP untuk ketertiban area tersebut. 




Menurut salah satu karyawan restoran,  Alfia mengatakan selagi trend ini memberikan dampak positif kepada masyarakat maka tidak menjadi masalah. Ia juga mengungkapkan dampak yang ia rasakan dari trend Citayam Fashion Week  kawasan Sudirman kini ramai didatangi pengunjung.

“Pendapat saya tentang kegiatan ini selagi memberikan dampak positif, tidak rusuh dan membuang sampah sembarangan, itu sah-sah aja menjadi trend fashion menurut saya, " ujar Alfia.

Ia juga menambahkan trend Citayam fashion week juga memberikan dampak positif lain karena membuat remaja menjadi lebih sering berjalan kaki.

“Kegiatan ini menurut saya membuat masyarakat yang tadinya males jalan kaki, menjadi ikut jalan kaki, karena ingin menyaksikan Citayam Fashion Week ini,” tambahnya.

Di samping itu Alfia juga menyayangkan kegiatan ini juga memberikan dampak negatif seperti kawasan yang tadinya tertib dan bersih kini  menjadi ramai dan kumuh.

“Dampak negatifnya menurut saya itu kawasan ini jadi lebih kotor dan terlihat kumuh ya, dan yang tadinya tertib sekarang menjadi sedikit ramai,” pungkasnya.

Selain itu kedatangan para selebritas yang membuat konten sembari catwalk bersama pengunjung lainnya juga menjadi daya tarik kawasan Sudirman. Oleh karena itu kawasan ini semakin padat didatangi pengunjung. Hal tersebut diakui oleh Fajli, salah satu pengunjung Sudirman. Fajli mengungkapkan bahwa dirinya tertarik untuk datang karena ingin melihat secara langsung keramaian di area Sudirman dan bertemu dengan salah seorang selebritas.

"Ya, saya tertarik karena terkadang ada selebritis yang ke sini untuk datang, jadi saya bisa bertemu secara langsung," ujarnya.


Reporter dan Penulis: Nurma, Dara dan Nadhila

Editor: Gina

Posting Komentar

0 Komentar