JOURNOLIBERTA.COM - Tren rokok elektronik atau vape semakin populer di masyarakat lantaran dipercaya sebagai produk yang risiko kesehatannya tidak sebesar rokok konvensional. Padahal sebenarnya kedua jenis rokok tersebut memiliki dampak buruk yang sama bagi kesehatan meskipun belum banyak penelitian yang mengungkap hal tersebut.
Begitu juga dengan banyaknya ragam produk vape yang ditawarkan dengan kemasan yang menarik menyebabkan peningkatan terhadap penggunanya. Hal ini tentu harus menjadi peringatan akan semakin bertambahnya limbah vape yang ternyata beresiko mencemari lingkungan jika tidak bisa diatasi dengan baik.
Seperti yang dikatakan oleh penjual vape, Rafi (22) yang menyatakan adanya peningkatan penjualan vape karena tersedianya produk yang harganya lebih terjangkau. Selain itu, banyaknya produk rokok elektronik yang ditawarkan serta munculnya inovasi bentuk vape dengan ukuran minimalis yang memudahkan penggunanya untuk dibawa kemana saja juga menjadi salah satu faktor meningkatnya pengguna rokok elektronik.
“Saat ini sih lumayan banyak ya pembelinya, karena banyak macamnya, kemudian juga harganya terjangkau, terus ukurannya sendiri juga kecil jadi lebih praktis buat dibawa pergi-pergi,” ujarnya, Kamis (9/3/2023).
Hal itu pun dibenarkan oleh Nizar (21) sebagai pengguna vape yang mengungkapkan dirinya baru beralih menggunakan vape dari rokok konvensional, karena menganggap vape lebih aman ketimbang rokok konvensional.
“Saya baru beralih ke vape belum lama ini, sebelumnya saya merokok biasa tapi banyak yang bilang vape lebih aman dan sehat. Jadi saya beralih ke vape dan juga vape banyak macam rasa, serta mudah ukurannya relatif kecil jadi enak aja kalo buat dibawa-bawa,” ungkap Nizar, Kamis (9/3/2023).
Nizar juga menambahkan setelah vape yang digunakan habis, biasanya ia mengembalikan sampah vape tersebut ke toko vapenya. Menurutnya penting untuk membuang limbah vape di tempat yang tepat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Setelah vapenya habis, biasanya saya mengembalikan sampahnya ke toko vapenya sih, walaupun gak semuanya tapi ada beberapa toko yang mau terima sampah sisa vape. Sebab menurut saya penting juga kita pikirin buat buang sampah vape itu, karena kan vape masuk limbah elektronik jadi gak boleh dibuang berbarengan dengan limbah rumah tangga, kayak baterai aja, gak seharusnya dibuang sembarangan begitu pun vape,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Narila Mutia Nasir mengatakan bahwa vape memiliki bahaya yang sama seperti rokok konvensional, karena mengandung zat-zat yang dapat merusak kesehatan.
“Vape bagi sebagian orang dianggap lebih aman daripada rokok tembakau. Padahal pada kenyataannya vape sama bahayanya dengan rokok tembakau karena memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Vape sendiri mengandung cairan (liquid) yang berisi propilen glikol, nikotin, zat karsinogen (penyebab kanker seperti acetaldehyde dan formaldehyde, acrolein, diacetyl, dietylene glycol, logam berat (nikel, timah), cadmium, benzene), yang dimana kandungan tersebut dapat merusak kesehatan,” ujar Narila dalam wawancara via WhatsApp, Kamis (9/3/2023).
Lebih lanjut, Narila menjelaskan limbah vape juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Menurutnya Komponen yang ada pada vape sangat berbahaya dan tidak bisa dibuang sembarangan.
“Komponen dari vape itu utamanya ada baterai, elemen pemanas, dan tabung isi cairan. Nah baterai ini termasuk limbah berbahaya yang tidak bisa dibuang sembarangan, begitu juga pod ataupun tabung isi cairan vape, itu juga tidak bisa sembarangan di tempat sampah biasa karena masih melekat kandungan vape di sana,” jelas Narila.
Selain itu, perlu adanya tanggung jawab bersama mengenai penyediaan fasilitas pembuangan limbah vape, serta edukasi masyarakat akan bahaya vape bagi lingkungan.
“Tentu saja edukasi amat sangat diperlukan karena pengguna harus paham limbah vape ini tidak bisa dibuang sembarangan karena berbahaya. Jadi selain adanya edukasi untuk awareness (kesadaran) bahwa vape ini juga berdampak pada kesehatan, edukasi soal manajemen limbah dari vape juga perlu diberikan kepada masyarakat,” pungkasnya.
Di sisi lain, Aris (43) berpendapat bahwa selain vape dapat mengganggu kesehatan, asapnya juga dapat mengganggu orang disekitarnya.
“Saya tidak merokok apalagi vape, menurut saya vape tuh ga sehat, terus juga dapat mengganggu orang disekitar yang menghirup asapnya,” tutur Aris.
Penulis: Norma Desvia Rahman
Editor: Nurma Nafisa
0 Komentar