JOURNOLIBERTA.COM - Kemacetan kendaraan sebabkan berbagai macam permasalahan mulai dari polusi udara, stress, dan pemborosan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini merupakan tantangan yang sejak dulu belum terselesaikan di Ibu Kota. Berbagai upaya pemerintah seperti penambahan ruas jalan tol, pengerahan armada bus-bus di terminal atau stasiun hingga pengaturan lalu lintas ganjil-genap, tak kunjung selesaikan kemacetan Ibu Kota.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Perhubungan, salah satu strategi jangka panjang mengatasi kemacetan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dari asumsi para pakar transportasi adalah mengalihkan tren masyarakat yang lebih suka mengendarai kendaraan pribadi ke sarana angkutan umum menggunakan transportasi massal. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah ialah dengan menambah fasilitas angkutan umum Seperti Bus Rapid Transit (BRT), Light Rail Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL) dan Mass Rapid Transit (MRT).
Agar masyarakat mau beralih menggunakan angkutan umum, tentunya sarana transportasi massal harus memenuhi kriteria aman, nyaman, tepat waktu, selamat sampai tujuan dan tarifnya terjangkau untuk memenuhi kebutuhan mobilitas orang di DKI Jakarta yang berjumlah sekitar 15 juta warga pada jam kerja.
Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Ibu Kota memang cukup tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur perkeretaapian. Menurutnya, sistem yang penting untuk menunjang mobilitas sehari-hari masyarakat itu justru molor dibangun, terlambat puluhan tahun dari waktu seharusnya. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan pengoperasian jalur Kereta Api (KA) baru.
"Di Jakarta terlambat 30 tahun kira-kira, meskipun sekarang sudah ada MRT tapi baru satu jalur. Ada LRT tapi juga belum jalan, penyebabnya adalah keterlambatan pembangunan” kata Jokowi, dalam siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (29/3/2023).
Sementara itu, mahasiswa UIN Jakarta yang merupakan pengguna transportasi massal, Ferdi menyatakan adanya hambatan dalam pembangunan infrastruktur memang membuat penggunaan KRL dan MRT tidak efektif dalam mengatasi kemacetan Ibu Kota.
“Menurut saya keterlambatan pembangunan transportasi massal memang menggambarkan realitas yang terjadi di Jakarta, penggunaan KRL dan MRT rasanya belum juga mengurangi kemacetan yang terjadi di ibu kota,” ujar Ferdi.
Kemudian Ferdi berpendapat bahwa maraknya pembangunan membuat masyarakat lebih memilih pemakaian kendaraan pribadi, dan imbasnya terjadi kemacetan yang tak dapat dihindarkan.
“Mungkin penyebabnya karena mangkraknya pembangunan, saat ini aja Jakarta baru punya satu jalur MRT, yaitu Bundaran HI-Lebak Bulus. Selain dari itu, baru ada jalur Bundaran HI-Kota dan Ancol yang masih dalam proses perampungan, masyarakat jadi lebih memilih pemakaian kendaraan pribadi. Imbasnya, kemacetan tak dapat dihindarkan sebab jumlah kendaraan pribadi yang membludak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ferdi berharap agar pembangunan transportasi massal di Jakarta bisa cepat selesai, dan pengguna kendaraan pribadi menjadi berkurang.
“Harapannya sih pembangunan transportasi massal di Jakarta cepat rampung, dan pengguna kendaraan pribadi bisa berkurang, beralih ke transportasi umum, " katanya.
Penulis: Irvan Alvianto
Editor: Putri Nadhila & Nurma Nafisa
0 Komentar