Sumber: websiteAI
JOURNOLIBERTA.COM- Teknologi Artificial
Intelligence (AI) semakin berkembang pesat dan telah memberikan dampak
besar pada berbagai aspek kehidupan, terutama di bidang pekerjaan. Teknologi AI
dapat diprogram untuk melakukan tugas-tugas yang awalnya hanya bisa dilakukan
oleh manusia.
Salah satu
pengembangan teknologi AI yang sangat membantu pekerjaan manusia ialah ChatGPT
yang dirilis pada November 2022 lalu. ChatGPT didesain mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan cepat serta dapat membuat
konten dari informasi yang dikumpulkan.
Meski begitu, keunggulan
teknologi AI juga ternyata berpotensi mengganti pekerjaan manusia. Menurut
survei World Economic Forum menyatakan, diperkirakan penggunaan teknologi AI
dapat menggantikan pekerjaan manusia pada tingkat yang lebih besar di masa
depan.
Begitu juga yang dinyatakan
oleh pekerja desain grafis PT. Lamudi Classifieds Indonesia Bagus Eka Efriawan.
Menurutnya, sebagai teknologi yang berkembang pesat, perlu adanya kehati-hatian
dalam mengembangkan AI karena dapat memberikan keuntungan dan kerugian dalam membantu
pekerjaan manusia.
“AI memiliki potensi untuk
memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat dan dunia kerja. Namun, seperti
teknologi lainnya, kemajuan AI juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif,
seperti mengganti pekerjaan manusia. Oleh karena itu, perlu ada perhatian yang
cermat dalam mengembangkan teknologi AI, serta upaya untuk memastikan bahwa
dampak negatif yang mungkin muncul dapat diminimalkan atau diatasi.” ujar
Bagus, Rabu (10/5/23).
Bagus mengungkapkan, integrasi teknologi AI ke dalam pekerjaan manusia dapat menimbulkan beberapa tantangan bagi para pekerja desain grafis, seperti kemungkinan pengurangan pekerjaan yang rutin dan sederhana, serta perubahan tuntutan dari klien yang lebih kompleks dan spesifik.
“Namun, dengan mempelajari dan menguasai keterampilan baru yang diperlukan untuk bekerja dengan teknologi AI, para pekerja dapat meningkatkan nilai tambah mereka dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar kerja,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bagus juga menjelaskan bahwa kerugian tersebut dapat dihindari dengan mempelajari keterampilan baru, sehingga bisa menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa depan.
“Untuk mempersiapkan diri menghadapi pengaruh teknologi AI di masa depan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti mempelajari keterampilan baru yang berkaitan dengan teknologi AI, memperluas jaringan profesional, dan terus mengikuti perkembangan terbaru dalam industri yang berkaitan dengan teknologi AI. Selain itu, penting untuk terus meningkatkan kemampuan belajar dan adaptasi, sehingga dapat menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa depan,” ungkap Bagus.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Abdul Muis mengatakan bahwa beberapa tahun ke depan sangat mungkin pekerjaan manusia sudah tergantikan dengan AI.
“Sangat mungkin terjadi banyak pekerjaan yang akan tergantikan oleh teknologi AI. Misalnya, saat ini untuk membuat sebuah artikel penulis tidak perlu mengarang lagi, tetapi hanya menulis keyword artikel tersebut akan langsung muncul. Artinya, banyak pula pekerjaan manusia yang akan tergantikan oleh teknologi AI,” ucapnya, Rabu (10/5/23).
Menurut Muis, pesatnya perkembangan teknologi AI harus dapat diantisipasi dengan mempelajari hal-hal baru sehingga dapat melakukan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh AI.
“Kelebihan teknologi AI adalah
kemampuan mengingat apa yang biasa dikerjakan oleh pekerjaan manusia. Jadi,
kemampuannya hanya sebatas mengingat, mengulang dan menemukan kembali apa yang
dia simpan. Tetapi dia tidak bisa menciptakan hal yang baru, teknologi AI hanya
bisa meramu, merangkai dan mencocokkan,” tambah Muis.
Lebih lanjut, Muis mengatakan hal yang dapat dilakukan manusia untuk
mengantisipasi pergantian profesi oleh AI yaitu dengan menciptakan hal baru. Menurutnya, manusia harus kreatif berkreasi terutama dalam bidang seni dengan menggunakan perasaan dan pikiran yang belum bisa dijangkau oleh AI.
“Saya kira sangat kecil teknologi AI akan menjangkau ke soal perasaan, jadi pekerjaan yang bagus adalah pekerjaan yg membutuhkan kreasi bukan hanya pengulangan. Apabila ada pekerjaan yang terkait pengulangan sangat mungkin digantikan oleh AI di masa depan” jelasnya.
Senada dengan Muis, Mahasiswa Fakultas Sains dan Ilmu Teknologi Khaisma Asyfi mengatakan, di era perkembangan teknologi yang sangat cepat ini generasi muda harus bisa bersaing dengan AI.
“Menurut saya, hal yang harus dipersiapkan generasi muda untuk
menghadapi pengaruh AI di lingkungan pekerjaan di masa depan yaitu dengan memperluas relasi, dengan relasi kita dapat menambah ilmu. Selain itu, selalu up to date terhadap informasi, karena tidak mungkin kita menolak adanya AI sedangkan teknologi ini perkembangannya sangat cepat” pungkasnya, Rabu (10/5/23).
Lebih lanjut, Muis menyatakan bahwa manusia harus mampu beradaptasi dengan AI dengan menciptakan hal baru. Jangan melawan perkembangan AI, karena manusia harus tetap ikuti arus dan mengambil sisi positifnya.
“Contohnya, ketika kita sebelum pandemi, kuliah secara daring itu jarang sedangkan ketika sudah masuk era pandemi, manusia mulai adaptasi dengan memanfaatkan fitur-fitur untuk pembelajaran online. Begitu juga dengan AI, manusia lambat laun akan beradaptasi dengan kelebihan yang diberikan oleh AI,” pungkas Muis.
Reporter : Titania Isnaenin Azizah, Haidhar Ali Faqih
Editor : Shinta Fitrotun Nihayah
0 Komentar