Musik Dapat Berdampak pada Peningkatan Mood hingga Pola Pikir, Mengapa Demikian?

Sumber: blog.fisella.com

JOURNOLIBERTA.COM- Mendengarkan musik bagi sebagian orang sudah menjadi bagian dalam rutinitas sehari-hari, bahkan tak jarang ada yang menyebutnya sebagai hobi. Tidak hanya itu, banyak yang menganggap bahwa mendengarkan musik dapat memengaruhi atau merubah suasana hati yang sedang dialami.


Dikutip dari Neuroscience News, Kepala Laboratorium Otak dan Musik dari Harvard Medical School's Massachusetts Eye and Ear Institute, Assal Habibi menyatakan musik terbukti bisa membantu beberapa anak untuk melakukan perkembangan yang lebih cepat. Artinya, musik dapat dijadikan sebagai terapi dalam mengatasi beberapa masalah perkembangan pada anak.


Begitu juga yang dinyatakan oleh Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta Zulfa Indira Wahyuni. Ia menjelaskan, musik dapat mempengaruhi kognitif, perilaku, dan afeksi seseorang. Bahkan, bisa mempengaruhi mood yang dirasakan seseorang, membuat orang tersebut merasa tenang, sedih, bahagia, atau marah sekalipun.


Dalam berbagai penelitian, musik diyakini berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental seseorang secara psikologis. Pada praktiknya, secara umum musik juga digunakan untuk terapi pada orang yang mengalami depresi atau kecemasan. Musik juga bisa memengaruhi tekanan dasar, detak jantung seseorang, tergantung tempo atau irama musik tersebut,” jelas Zulfa, Sabtu (27/5/23).


Lebih lanjut, Zulfa mengatakan bahwa musik sama dengan suara lainnya yang merupakan gelombang otak. Gelombang otak dari musik ini diproses oleh indera pendengaran lewat telinga, kemudian masuk ke otak, dan diinterpretasi oleh otak. Lalu, dalam mekanisme kerjanya, musik dapat berpengaruh terhadap hormon dan otak.


“Jadi dapat memicu dopamin, yang merupakan hormon yang meningkatkan rasa bahagia. Selain itu, dapat merangsang hormon kortisol untuk mereduksi stress, memicu hormon serotonin untuk meningkatkan imun tubuh. Cara kerjanya seperti itu, kemudian bisa juga merangsang hipotalamus untuk meningkatkan perasaan tenang, mengaktifkan sistem limbik dalam otak yang berkaitan dengan emosi, dan menimbulkan sensasi rileks,” tambah Zulfa.


Meski begitu, Zulfa mengatakan bahwa musik juga dapat memengaruhi psikologis ke arah yang negatif. Genre musik dan lirik-lirik yang tidak baik dapat memberikan dampak terhadap mood seseorang secara negatif, dan dapat memengaruhi perilaku seseorang. 


Sedangkan, Zulfa menambahkan, pengaruh musik terhadap kondisi psikologis yang bersifat jangka pendek dapat membuat rileks atau tenang, karena sifatnya situasional di mana mood dan emosi juga mudah berubah-ubah.


“Berdasarkan penelitian, manfaat musik yang sifatnya jangka panjang dapat membuat memori meningkat, efek lainnya ialah kosa kata kita bisa bertambah. Di sisi lain, dapat membuat kita belajar Bahasa Asing melalui lirik lagu,” ungkap Zulfa.


Selain itu, Zulfa mengungkapkan bahwa musik dapat mengubah pola pikir atau pandangan hidup seseorang. Lirik-lirik yang ada dalam lagu tersebut bisa mempengaruhi bagaimana cara seseorang berpikir dan memotivasi dalam berperilaku.  


“Banyak orang yang hidupnya berubah karena mendengarkan lagu dari penyanyi tertentu, dijadikan sebagai pegangannya, panduannya, dan mungkin pada akhirnya gaya hidup penyanyi tersebut berpengaruh terhadap pendengarnya,” pungkas Zulfa.


Ketua Umum Organisasi Kontras Musik UIN Jakarta, Fadlansyah mengatakan bahwa musik itu diciptakan untuk kebutuhan emosional manusia, serta dapat memberikan rasa tenang terhadap pendengarnya. Menurutnya, musik juga dapat merangsang mood seseorang untuk melakukan suatu hal.


“Musik itu diciptakan memang untuk kebutuhan emosional manusia, cocok didengar saat sedih, senang, takut dan lainnya. Musik memang bisa menenangkan pendengarnya tergantung pendengar itu cocok dengan genre lagu yang mana, musik juga bisa buat nambah mood seseorang buat ngelakuin sesuatu,” ujar Fadlansyah, Jumat (26/5/23)


Menurut Fadlansyah, yang menentukan mood seseorang bukanlah musik, melainkan mood yang menentukan genre musik yang akan didengar. Musik itu merupakan alat untuk membuat seseorang lebih nyaman dalam mengerjakan suatu hal.


“Bukan musik yang menentukan mood, tapi mood yang menentukan musik. Kita tidak akan bisa menebak dia lagi suka lagu apa, karena musik itu alat untuk membuat kita lebih enjoy dalam mengerjakan sesuatu yang beriringan dengan mood. Jadi mood sendiri yang menentukan mau nyetel musik apa,” lanjut Fadlansyah.


Selain itu, menurut Fadlansyah terdapat beberapa lirik lagu yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan, sehingga dapat mengubah pola pikir pendengarnya. 


“Kita bakal jadi sosok seperti di lagu tersebut. Jadi musik memang bisa mengubah pola pikir seseorang, tapi untuk berubah dalam segi perilaku, masih jarang orang yang melakukannya,” pungkas Fadlansyah.


Di sisi lain, sebagai penikmat musik, mahasiswa Jurusan Jurnalistik UIN Jakarta, Syahdan Muhammad Kafi menganggap bahwa musik dapat membantunya dalam mengelola emosi sehingga mengurangi rasa stres dan menjadi lebih tenang.


“Saya mendengarkan musik di setiap kondisi, entah mau tidur ataupun ketika di perjalanan. Hampir di setiap aktivitas di hidup saya pasti saya memutar musik. Buat saya, musik adalah penyelamat, Music is my savior!” pungkas Syahdan saat diwawancarai via WhatsApp, Sabtu (27/5)


Penulis: Desvita Aulia dan Titania Isnaenin

Editor: Shinta Fitrotun Nihayah

Posting Komentar

0 Komentar