JOURNOLIBERTA.COM - Penipuan praktik upselling tengah menjadi topik hangat yang ramai dibahas warganet di media sosial. Bermula dari seorang korban yang membagikan pengalaman tidak mengenakkan ketika membeli suatu produk di sebuah waralaba terkenal, hal ini kemudian mendapat reaksi beragam publik yang turut mengalami kejadian serupa.
Upselling merupakan salah satu strategi untuk menawarkan kepada konsumen supaya membeli suatu produk yang sama dengan nilai kualitas yang lebih tinggi. Strategi ini telah banyak dilakukan oleh pelaku usaha yang bertujuan untuk meningkatkan nilai penjualan, keuntungan perusahaan, dan kepuasan pelanggan.
Upselling penting dilakukan dalam dunia bisnis karena teknik pemasaran yang baik dapat memberikan manfaat yang signifikan. Namun, praktik upselling seringkali dilakukan dengan cara yang tidak benar sehingga merugikan pihak konsumen.
Salah satu pelanggan Coffee Shop, Afnan Putri, menilai sebagian konsumen yang terkena penipuan strategi upselling seringkali merasa malas untuk melakukan komplain. Menurutnya, dengan adanya konsumen yang berani menyuarakan ini dapat memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa taktik upselling yang salah tidak patut untuk terus terjadi.
“Menurut saya, praktek upselling yang salah itu tergantung dari tokonya. Sebagian tempat sudah menerapkan strategi ini dengan baik dan tepat. Sementara di toko lain, seperti yang pernah saya alami, upselling yang dilakukan seakan-akan tawaran yang diberikan adalah gratis tanpa menjelaskan kepada konsumen bahwa itu akan menaikkan harga,” lanjut Afnan.
Praktik upselling acap kali dilakukan dengan berbagai cara supaya dapat mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Namun, strategi ini juga memiliki batasan yang harus dipertimbangkan dalam praktiknya, seperti memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Penerapan yang tidak tepat akan menimbulkan rasa kekecewaan bagi konsumen karena merasa telah ditipu.
Seorang karyawan minimarket, Jappa, berpendapat hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan upselling kepada pelanggan adalah mengetahui kebutuhan dan karakter konsumen. Menurutnya, dengan cara ini dapat mempermudah untuk menawarkan sebuah produk yang dijual kepada konsumen.
“Selain itu, untuk menjalankan strategi yang baik perlu ditanamkan rasa integritas yang tinggi, karena setiap perusahaan memiliki aturan yang berbeda-beda dalam membangun usaha. Apabila sudah dibekali itu, maka dipastikan karyawan akan selalu memegang teguh hal-hal positif,” tambahnya saat diwawancarai via Whatsapp, Sabtu (27/5).
Senada dengan pendapat Jappa, seorang karyawan minimarket lainnya, Dilla, menyebutkan setiap pemasaran perlu diterapkan sebuah mindset yang baik dalam berjualan. Dilla menyarankan agar tawaran promo dijelaskan dengan baik sehingga konsumen menjadi paham tanpa adanya rasa dirugikan.
Terakhir, Afnan berharap agar para pelaku usaha yang menerapkan upselling dapat merealisasikannya dengan baik dan tepat sasaran dan berhenti menggunakan strategi yang rugikan sebelah pihak.
Penulis: Tasya Nurhaliza
Editor: Putri Nadhila
0 Komentar