Tren Medsos Picu Fomo Mahasiswa, Mengapa Demikian?

 
Foto: Jesika Anjarwati Putri/JournoLiberta

JOURNOLIBERTA.COM - Fear of Missing Out (FOMO) merupakan istilah yang menggambarkan perasaan takut tertinggal akibat melewatkan suatu momen di media sosial. FOMO juga dapat digambarkan sebagai fenomena psikologis yang terjadi ketika seseorang merasa cemas. Peristiwa ini bahkan bisa berdampak negatif untuk kesehatan mental. 

Melansir data We Are Social, pengguna internet di Indonesia sebanyak 212,9 juta (77 persen dari total populasi), pengguna media sosial aktif sebanyak 167 juta (60,4 persen), dan waktu rata-rata penggunaan internet 7 jam, 42 menit. Banyaknya pengguna internet tersebut berpotensi terpapar FOMO.


Pasalnya, berbagai unggahan di media sosial telah memengaruhi gaya hidup di dunia nyata pada berbagai kalangan, tidak terkecuali juga di kalangan mahasiswa. Kampus menjadi ajang bagi mereka memamerkan kemewahan barang-barang yang sedang tren di media sosial seperti cara berpakaian, alat elektronik yang dipakai, hingga menghabiskan waktu untuk kumpul bersama selepas kuliah.


Menanggapi hal itu, mahasiswa UIN Jakarta, Putri Syahla menyatakan fenomena FOMO yang terjadi di area kampus tergantung dengan bagaimana individu menyikapi hal tersebut.


“Menurutku FOMO ini berkaitan dengan adanya rasa iri, tidak layak, dan rasa tertinggal. Kemudian FOMO yang terjadi di area kampus mungkin bisa sesuai individu masing-masing karena ini dirasakan tiap individu jadi sesuai bagaimana mereka menyikapinya,” ungkap Putri saat diwawancarai via WhatsApp, Jum’at (14/7/2023).


Berbeda dengan Putri, mahasiswa Nusa Mandiri Saripah Nabila menyatakan, fenomena FOMO bukan suatu hal yang kriminal. Menurutnya, karena peristiwa ini bukanlah hal kriminal maka kembali lagi kepada pribadi masing-masing sebab itu merupakan hak bagi setiap individu. 


Selain itu, Saripah juga mengutarakan bahwa hal FOMO terjadi karena seseorang belum menemukan jati dirinya sehingga meniru apa yang dilakukan oleh orang lain.


“Saya rasa FOMO terjadi karena melihat gaya dari teman-temannya sehingga terbawa keinginan untuk mengikuti hal serupa, atau mungkin karena orang tersebut belum menemukan jati dirinya jadi lebih gampang untuk terkena FOMO,” ujar Saripah saat diwawancarai via WhatsApp, Jum’at (14/7/2023).


Meski begitu, Putri berharap agar tiap individu dapat mengatasi fenomena ini dengan mengurangi rasa gengsi, karena menurutnya FOMO dapat terjadi karena ada rasa iri takut karena tertinggal.


Penulis: Nabilah

Editor: Shinta Fitrotun Nihayah


Posting Komentar

0 Komentar